Topi Shoutcap Keren Lucu Dengan Sejarahnya Super Menarik - Ada 3 faktor yang mendorong lahirnya ShoutCap, pertama mules, kedua kontraksi, yang ketiga ngeden. Maaf, itu mah lahiran bayi. Ok, ulangi lagi, ada 3 faktor yang mendorong lahirnya ShoutCap. Pertama untuk mengisi slot produksi di workshop topi yang telah saya miliki sejak tahun 2007. Kedua mekegunaaankan bahan baku sisa produksi dari workshop topi itu.
Ketiga keinginan terpendam untuk punya brand yang kalo ngga tercapai dapat bikin stress kaya kalo lagi nunggu gebetan yang ngga kunjung nembak. Keempat gara-gara nonton sitkom 30 Rock yang sesungguhnya saya sendiri jarang ngerti jalan cerita filmnya sebab ngga dapat bahasa enggres. Lho ko jadi 4 poin? Biarin gimana saya aja. Kalo kata Uus #iyainajabiarcepet. Kheuseus poin keempat ini saya mau cerita dulu.
Ada yang sempat liat sitkom Amerika yang judulnya ’30 Rock’? Yang saya ingat pemainnya merupakan Tina Fey yang berperan sebagai Liz Lemon serta Alec Baldwin yang berperan sebagai Jack Donaghy. Tapi yang jadi perhatian saya sebagai pemilik workshop topi merupakan sesosok karakter bernama Frank Rossitane yang diperankan oleh standup comedian Judah Friedlander.
Oya, buat yang ngga tau apa itu trucker cap, trucker cap merupakan model topi yang panel belakangnya berbahan mesh/jaring. Disebut trucker cap sebab menurut legendanya, topi model begini tak jarang dipakai oleh pengemudi truk besar di Amerika sana. Sebab itu model topi semacam ini disebut dengan trucker cap. Jadi dengan cara kasta sebenernya trucker cap ini mungkin setara dengan sudra kalau dibandingkan dengan model topi yang lain, sama sekali bukan barang kelas menengah apalagi mewah.
Semakin terang, saya (tidak jarang kali) tak memperhatikan ceritanya, sebab joke-nya ‘amerika banget’, serta saya tak jarang ngga nanggep sebab bahasa inggris saya pas-pasan.
Balik lagi ke sejarah lahirnya ShoutCap, waktu itu saya berpikir, kayanya seru juga kalo saya bikin topi yang semacam itu. Kalo selagi ini tak sedikit orang bikin t-shirt dengan tampilan hanya berupa text, kenapa saya ngga coba dengan topi semacam yang diperbuat Judah Friedlander di 30 Rock.
Dan saya juga mikir, kalo saya mau punya brand yang umurnya panjang -semua orang yang punya brand pasti pengen begitu-, saya wajib cari format yang sederhana tapi karakter brand-nya kuat serta spesifik, jadi mudah dikenal (easily recognized) sebab tak sama. Serta mesikipun wujud produknya sederhana, pasti saja nilai produk tetap wajib keren! Nilai produk keren itu mutlak!
Dari situ makin mantap niat untuk bikin trucker cap dengan tampilan hanya berupa text semacam yang dibikin oleh Judah. Tapi tetap mempertimbangkan konsepnya. Sebab dengan cara konsep juga wajib mateng, ngga sekedar meniru produknya.
Dengan berbagai pertimbangan, lahirlah nama ShoutCap. Konsepnya merupakan topi yang jadi media untuk orang mengeksperikan diri lewat kata-kata alias text yang tertera di topinya. Lalu saya bikin definisi sendiri untuk ‘genre’ produknya, yaitu PERSONALIZED WEARABLE MEDIA. Serta untuk memudahkan tutorial membahasnya saya mengambil analogi Twitter. Kalau di Twitter orang ngeTWIT, kalau di ShoutCap orang nge-SHOUT. Sama-sama berekspresi lewat kata-kata.
Jadi ShoutCap merupakan wearable media dimana orang dapat berekspresi, memberi tau pesan (message) melewati media topi ini. Ringkas serta to the point.
Saya ngga tau, apa argumen Judah memilih model trucker cap untuk menampilkan jokenya. Kalau argumen saya memilih trucker cap sebab trucker cap merupakan topi yang sederhana, biasa aja, ngga istimewa dengan cara model serta bentuk topi yang paling tepat untuk untuk menampilkan tampilan dalam bentuk text sebab punya front panel yang cukup luas.
Kalau ada yang tanya, kenapa ngga bikin brand dengan menampilkan model topi yang lagi ngetrend, jawabannya merupakan sebab saya bukan orang yang trendih. Serta repot kalau bikin brand yang mengedepankan ketrendian, wajib catch up semakin sama mode masa kini.
Ketiga keinginan terpendam untuk punya brand yang kalo ngga tercapai dapat bikin stress kaya kalo lagi nunggu gebetan yang ngga kunjung nembak. Keempat gara-gara nonton sitkom 30 Rock yang sesungguhnya saya sendiri jarang ngerti jalan cerita filmnya sebab ngga dapat bahasa enggres. Lho ko jadi 4 poin? Biarin gimana saya aja. Kalo kata Uus #iyainajabiarcepet. Kheuseus poin keempat ini saya mau cerita dulu.
Ada yang sempat liat sitkom Amerika yang judulnya ’30 Rock’? Yang saya ingat pemainnya merupakan Tina Fey yang berperan sebagai Liz Lemon serta Alec Baldwin yang berperan sebagai Jack Donaghy. Tapi yang jadi perhatian saya sebagai pemilik workshop topi merupakan sesosok karakter bernama Frank Rossitane yang diperankan oleh standup comedian Judah Friedlander.
Topi Shoutcap Gokil
Di 30 Rock, si Frank ini rutin tampil pakai trucker cap, dengan tampilan berupa text yang tak sama-beda disetiap episodenya. Bahkan, dalam satu episode, karakter ini berbagai kali berganti-ganti trucker cap dengan text yang tak sama.Oya, buat yang ngga tau apa itu trucker cap, trucker cap merupakan model topi yang panel belakangnya berbahan mesh/jaring. Disebut trucker cap sebab menurut legendanya, topi model begini tak jarang dipakai oleh pengemudi truk besar di Amerika sana. Sebab itu model topi semacam ini disebut dengan trucker cap. Jadi dengan cara kasta sebenernya trucker cap ini mungkin setara dengan sudra kalau dibandingkan dengan model topi yang lain, sama sekali bukan barang kelas menengah apalagi mewah.
Semakin terang, saya (tidak jarang kali) tak memperhatikan ceritanya, sebab joke-nya ‘amerika banget’, serta saya tak jarang ngga nanggep sebab bahasa inggris saya pas-pasan.
Balik lagi ke sejarah lahirnya ShoutCap, waktu itu saya berpikir, kayanya seru juga kalo saya bikin topi yang semacam itu. Kalo selagi ini tak sedikit orang bikin t-shirt dengan tampilan hanya berupa text, kenapa saya ngga coba dengan topi semacam yang diperbuat Judah Friedlander di 30 Rock.
Dan saya juga mikir, kalo saya mau punya brand yang umurnya panjang -semua orang yang punya brand pasti pengen begitu-, saya wajib cari format yang sederhana tapi karakter brand-nya kuat serta spesifik, jadi mudah dikenal (easily recognized) sebab tak sama. Serta mesikipun wujud produknya sederhana, pasti saja nilai produk tetap wajib keren! Nilai produk keren itu mutlak!
Dari situ makin mantap niat untuk bikin trucker cap dengan tampilan hanya berupa text semacam yang dibikin oleh Judah. Tapi tetap mempertimbangkan konsepnya. Sebab dengan cara konsep juga wajib mateng, ngga sekedar meniru produknya.
Dengan berbagai pertimbangan, lahirlah nama ShoutCap. Konsepnya merupakan topi yang jadi media untuk orang mengeksperikan diri lewat kata-kata alias text yang tertera di topinya. Lalu saya bikin definisi sendiri untuk ‘genre’ produknya, yaitu PERSONALIZED WEARABLE MEDIA. Serta untuk memudahkan tutorial membahasnya saya mengambil analogi Twitter. Kalau di Twitter orang ngeTWIT, kalau di ShoutCap orang nge-SHOUT. Sama-sama berekspresi lewat kata-kata.
Jadi ShoutCap merupakan wearable media dimana orang dapat berekspresi, memberi tau pesan (message) melewati media topi ini. Ringkas serta to the point.
Saya ngga tau, apa argumen Judah memilih model trucker cap untuk menampilkan jokenya. Kalau argumen saya memilih trucker cap sebab trucker cap merupakan topi yang sederhana, biasa aja, ngga istimewa dengan cara model serta bentuk topi yang paling tepat untuk untuk menampilkan tampilan dalam bentuk text sebab punya front panel yang cukup luas.
Kalau ada yang tanya, kenapa ngga bikin brand dengan menampilkan model topi yang lagi ngetrend, jawabannya merupakan sebab saya bukan orang yang trendih. Serta repot kalau bikin brand yang mengedepankan ketrendian, wajib catch up semakin sama mode masa kini.
Topi Shoutcap Keren Lucu Dengan Sejarahnya Super Menarik
4/
5
Oleh
admin